Soko Bisnis

Dulu Marbot, Kini Pengusaha Kopi Sukses! Kisah Inspiratif Mahasiswa IPB, Bantuan Z-Coffee BAZNAS

Dari marbot masjid, mahasiswa IPB ini sukses jalankan usaha kopi lewat program Z-Coffee dari BAZNAS. Kisah Inspiratif perjuangan dan cita-citanya bikin haru.

By Ramadhan Safrudin  | Sokoguru.Id
13 Mei 2025
<p>Illustrasi Muhammad Rian Fahreza Yunus Hidayat, Mahasiswa IPB yang Bertransformasi Menjadi Wirausaha Muda di Z-Coffee. Bersama BAZNAS Jabar dan Program Zakat Produktif, Menuju Perubahan Positif untuk UMKM dan Marbot. Foto: Tangkapan Layar YouTube.com/BAZNAS Jabar</p>

Illustrasi Muhammad Rian Fahreza Yunus Hidayat, Mahasiswa IPB yang Bertransformasi Menjadi Wirausaha Muda di Z-Coffee. Bersama BAZNAS Jabar dan Program Zakat Produktif, Menuju Perubahan Positif untuk UMKM dan Marbot. Foto: Tangkapan Layar YouTube.com/BAZNAS Jabar

SOKOGURU, CIANJUR – Berawal dari keterbatasan ekonomi dan hidup sebagai marbot masjid, Muhammad Rian Fahreza Yunus Hidayat, mahasiswa IPB University asal Cianjur, kini menjadi penerima program kewirausahaan Z-Coffee dari BAZNAS.

Perjalanan hidupnya menjadi bukti bahwa uang zakat yang dikelola dengan baik bisa mengubah masa depan seseorang secara nyata.

“Terima kasih saya ucapkan kepada BAZNAS dan BAZNAS Jabar yang telah menginisiasi berbagai program kemasyarakatan yang sangat bermanfaat. Salah satunya program Z-Coffee ini,” kata Rian dalam video yang diunggah kanal YouTube BAZNAS Jabar, sebagaimana dikutip sokoguru.id Selasa, 13 Mei 2025.

Rian merupakan anak sulung dari empat bersaudara yang tumbuh dalam keluarga sederhana. Meskipun sang ayah hanya lulusan sekolah dasar, orang tuanya tidak pernah lelah memperjuangkan pendidikan anak-anaknya.

Kini, Rian tercatat sebagai mahasiswa semester 8 di jurusan Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, IPB University.

“Saya masuk IPB lewat jalur rapor atau SNMPTN, dan mendapat beasiswa KIP Kuliah yang menanggung biaya kuliah dan uang bulanan saya,” jelas Rian.

Namun, perjuangan Rian tidak berhenti di situ. Di tengah kesibukan kuliah, ia aktif sebagai asisten dosen, mengelola proyek penelitian, serta mengikuti berbagai kompetisi seperti lomba esai dan bisnis. Semua itu ia lakukan untuk menunjang biaya hidup dan mengukir prestasi.

Yang menarik, Rian memilih untuk tinggal di asrama Marbot Al-Huriyah. Ia menyadari bahwa sebagai anak desa yang masuk dunia kampus yang serba bebas, ia perlu membentengi diri dengan lingkungan yang religius.

“Kalau kita enggak punya benteng keimanan, bisa hanyut. Di asrama ini saya belajar banyak, dari cara menyalatkan jenazah, memandikan jenazah, jadi imam, sampai belajar mengelola dana zakat,” ujarnya.

Kini, berkat dukungan program Z-Coffee BAZNAS, Rian mulai meniti jalan sebagai pengusaha kopi.

Ia tak hanya menerima bantuan, tetapi juga mengemban amanah untuk mengembangkan program tersebut agar berdampak lebih luas.

“Saya berharap bisa buka cabang baru, terus menebar kebaikan, dan membantu teman-teman saya agar punya usaha juga seperti Z-Coffee ini,” ungkapnya.

Bagi Rian, kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tapi bagaimana ia bisa membawa manfaat bagi orang lain, khususnya keluarganya.

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, ia sudah menuliskan cita-cita untuk memberangkatkan orang tuanya ke Tanah Suci.

“Saya masih simpan buku harian itu. Semoga Allah kabulkan doa saya untuk haji bersama orang tua,” tuturnya haru.

Program Z-Coffee dari BAZNAS menjadi bukti konkret bahwa pengelolaan zakat secara produktif bisa menciptakan wirausahawan muda, sekaligus mendorong kemandirian ekonomi umat.

Rian hanyalah satu dari banyak anak muda yang kini menjadi agen perubahan berkat dana zakat yang dikelola secara tepat sasaran.

“Ketika uang zakat ini dikelola dengan baik, kebermanfaatannya jauh lebih terasa, bukan hanya sesaat, tapi berkelanjutan,” tutup Rian.(*)